Langsung ke konten utama

Mengetahui Tafsiran Lafaz "Yasin"

Dalam al Quran terdapat beberapa surah yang dianggap memiliki fadhilah yang banyak atau dalam kata lain surah tersebut memiliki keistimewaan fadhilahnya. Namun hal itu bukan berarti menganggap surah tersebut paling istimewa sehingga surah yang lain tidak dianggap istimewa atau di nomorduakan. Karena sesungguhnya semua surah dalam al Quran adalah istimewa bahkan tiap huruf dan ayatnya kita akan mendapat pahala jika kita membacanya. 

Surah Yasin adalah surah yang dianggap memiliki fadhilah yang banyak. Pada momen tertentu surah Yasin merupakan surah yang dipilih untuk dibacakan. Contohnya setiap malam jum'at kita membaca surah Yasin atau dihadapan orang yang sedang sakaratul maut kita membaca surah Yasin untuk meringankan proses pencabutan nyawanya. 

Tetapi terdapat hal yang menarik dalam ayat pertama yang juga menjadi nama dari surah Yasin.  Ayat pertama yang hanya berbunyi "يس" memiliki beberapa tafsiran dari ulama. Walaupun ayat pertama surah Yasin kebanyakan diterjemahkan dengan "hanya Allah yang mengetahui". 

Perlu diketahui bahwasanya ayat pertama surah Yasin merupakan salah satu contoh huruf muqatha'ah. Huruf muqatha'ah adalah huruf yang cara membacanya dengan mengeja hurufnya terputus-putus. Huruf muqatha'ah juga merupakan salah satu bentuk dari fawatih al suwar (Pembuka Surah-Surah). 

Terdapat lima tafsiran ulama mengenai lafaz "Yasin" atau ayat pertama tersebut. 

Pertama, lafaz Yasin oleh sebagian ulama dipandang sebagai susunan kata yang terdiri dari Ya' Nida' dan al Insan yang maksudnya Ya Insan (wahai manusia). Kebiasaan orang Arab adalah mereka mengambil satu huruf dari setiap kata-kata kemudian melafazkannya (menyusunnya). Dari susunan tersebut maka menjadi Yasin, yang maksudnya adalah "wahai Muhammad". 

Kedua, sebagian ulama tafsir memandang susunan tersebut bukan dengan arti "wahai Muhammad" tetapi dengan maksud arti Ya Sayyid al Mursalin "wahai tuan semua yang diutus" 

Ketiga, lafaz Yasin menurut pandangan sebagian ulama tafsir merupakan nama dari al Quran. Al Quran memiliki beberapa nama lain yang sesuai dengan karakteristik tujuan diturunkannya al Quran. Nama lain al Quran seperti al Syifa yaitu al Quran sebagai obat segala sesuatu, al Dzikr yaitu al Quran sebagai pengingat kepada Allah Swt. 

Keempat, lafaz Yasin merupakan nama surah seperti surah-surah lainnya. Beberapa nama surah dalam al Quran diambil dari lafaz pertama atau lafaz yang sering muncul dalam surah tersebut, misalnya surah al Rahman dinamai dari ayat pertamanya, surah al Baqarah dinamai karena awal surah menceritakan kisah tentang Bani Israel dan Sapi betina. 

Kelima, lafaz Yasin merupakan salah satu dari nama-nama Allah Swt. Kita mengenal adanya Asma al Husna yaitu nama-nama yang baik yang merupakan nama yang disematkan kepada Allah Swt. 

Disebutkan dalam tafsir al Istirabadz bahwa Allah Swt. memiliki empat ribu nama. Seribu dari nama-nama tersebut tidak ada yang mengetahuinya selain Allah Swt. sendiri. Kemudian seribu nama-nama Allah lagi tidak ada yang tahu selain para malaikat. Seribu nama-nama Allah lagi berada dan tercatat di Lauh al Mahfuz. Kemudian tiga ratus nama-nama Allah ada ditiap tiga kitab yaitu kitab Taurat, kitab Injil, kitab Zabur. 

Seratus nama-nama Allah lagi terkandung dalam al Quran. Ada sembilan puluh sembilan yang diketahui secara umum oleh umat Islam. Sembilan puluh sembilan tersebut dapat dikatakan adalah Asma al Husna. Satu nama-Nya lagi bersifat samar. Maksudnya tidak diketahui secara umum dan pasti. Satu nama terakhir tersebut adalah nama yang agung (a'dzam) yang tidak diketahui selain oleh para Nabi dan utusan-Nya. 

Demikianlah tafsiran ulama mengenai lafaz Yasin. Lima pendapat ulama yang penulis paparkan disini tidak menutup kemungkinan adanya penafsiran yang berbeda dari ulama. 

Wallahu'alam bi shawab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buzzer: Menjadi Oportunis dan Disintegritas Politik

Belakangan ini muncul sebuah postingan di X dengan username @angewwie yang bernama asli Angellie Nabilla mengaku merasa menyesal telah menjadi buzzer-nya Jokowi, mantan presiden RI yang ke-7. Ternyata hal itu merujuk pada saat Partai Solidaritas Indonesia memperkenalkan istilah Jokowisme yang dianggap memiliki gaya kepemimpinan yang progesif dengan segala kepopuleran Joko Widodo sebagai Presiden waktu itu. Pemilik akun X tersebut yang merupakan lulusan sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia menyebutkan bahwa pada saat itu ia memilih menjadi buzzer karena tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tawaran yang dijanjikan sangat menggiurkan. Namun Angellie yang saat ini mengisi rubrik Chasing Reality dari Malaka Project berujar bahwa dia telah berhenti menjadi buzzer ketika sudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun dengan berbagai alasan apapun menjadi buzzer pemerintahan yang kotor adalah bentuk disintegritas yang nyata di dunia politik. Orang yang sudah terjangkiti dan menyicipi...

Pengantar Epistemologi Ibnu Sina

Hari kemarin sebelum aku tidur, aku niatkan betul-betul untuk segera menyelesaikan resume materi Short Course dari Ikalfu. Karena kadang kalau tidak diniatkan dengan kuat seringkalinya tidak terealisasikan dengan baik. Short Course sendiri adalah program dari Ikalfu (Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin) untuk meningkatkan kemampuan mahsiswa dan sebagai bentuk kontribusi alumni kepada Fakultas yang telah menyediakan tempat bagi alumni-alumninya berproses. Short Course ini dimulai dari pembahasan filosofis tentang persepsi yang dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan selanjutnya. Aku memulainya di waktu subuh hari ini. Subuh-subuh selepas sholat berjamaah di masjid aku bergegas menyalakan laptop dan langsung membuka rekaman video zoom meeting bulan lalu. Hari ini aku memulainya dengan materi tentang Epistemologi Ibnu Sina dengan pembicaranya adalah Dani Ramdani. Dani Ramdani sendiri merupakan alumni Fakultas Ushuluddin prodi Aqidah Filsafat, kemudian dia juga melanjutkan studinya ke jen...