Langsung ke konten utama

Pentingnya Fasilitas Wifi di Coffeeshop Bagi Kalangan Muda

Coffeeshop saat ini sudah banyak dimana-mana. Beragam menu yang disuguhkan coffeeshop mulai dari yang standar sampai yang paling wah. Beragam service dan fasilitas diberikan untuk memanjakan konsumen sehingga mereka akan balik lagi di kemudian hari untuk masuk ke dalamnya lagi. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah adanya akses wifi. Wifi saat ini memang sangat berarti bagi beberapa sebagian orang. Wifi ibaratkan jiwa seseorang. Ibarat sebuah jasad maka wifi tersebut dapat dikatakan jiwa nya. Jika tidak ada wifi maka jiwanya tidak ada, dia akan mencari-cari dimana jiwanya berada. Wifi memang sangat berarti bagi orang yang ingin mengerjakan tugas atau sekedar streaming video di situs web. 


Wajar saja pikirku ketika masuk ke sebuah coffeeshop di sebuah desa kecil di Kabupaten agak terpencil di Kalimantan aku langsung kebingungan setengah mati. Bagaimana tidak, niat awal ku ke sana adalah untuk menikmati malam sambil fokus membaca buku, namun bagi ku wifi tak boleh ketinggalan. Kenapa begitu? Yaa karena aku memang tidak punya kuota untuk sekedar chat orang. Semenjak aku sampai di rumah, aku hanya mengandalkan wifi rumah untuk internetan. Karena memang aku tidak banyak aktivitas diluar rumah. Jadinya ketika aku tidak ada kuota, otomatis ketika keluar rumah aku akan mencari tempat yang menyediakan wifi agar tetap terhubung ke Internet. Tapi pengalaman malam hari ini sudah membuat ku sakit hati. Bagaimana tidak, niat awal mencoba masuk di salah satu coffeeshop untuk menikmati malam sambil fokus membaca buku menjadi tidak enak sekali. Hal yang menjadi pemicu utamanya adalah masalah tidak adanya wifi tadi. Setelah memesan es kopi moccacino aku langsung menanyakan password wifinya apa, namun sayang di coffeeshop yang ku datangi tidak menyediakan akses wifi. Setelah pesananku datang aku langsung berpikir ulang, apa yang hendak ku lakukan disini? Aku sudah berjanji ke teman yang lain kalau sudah berada di tempat aku akan mengabarinya. Tapi karena tidak ada kuota aku bingung harus ngapain. Lalu aku berpikir apa aku pulang ke rumah saja ya? Toh aku juga tidak membawa uang lebih kalaupun memang mau pindah ke tempat coffeeshop yang lain. Langsung ku putuskan untuk pulang saja ke rumah, tiba-tiba diperjalanan pulang hujan turun membasahi sekujur tubuhku, aku menepi ke teras toko orang. Saat hujan reda aku langsung bergegas pulang ke rumah dan langsung ganti baju. 


Hal yang menjadi perhatian ku juga suasana di dalam coffeeshop nya yang bagiku kurang enak. Penataan tempat duduknya tidak ada yang memang khusus untuk sendiri atau yang cukup hanya berdua. Tidak ada sudut yang cukup untuk kita fokus dengan apa yang kita lakukan. Bagiku privasi adalah hal yang utama. 


Suasana coffeeshop yang ku cari adalah tempat dimana aku punya privasi ku tersendiri dengan beragam macam fasilitas dan service yang disediakan. Aku akan betah seharian di dalam coffeeshop jika aku punya privasi sendiri untuk fokus dengan kegiatan ku sendiri, dengan tempat duduk yang nyaman, juga tak ketinggalan wifi dan colokan listrik untuk mengisi daya baterai hp atau laptop jika sudah habis. 


Tak masalah bagiku untuk sebuah es kopi dihargai dengan cukup mahal asalkan kita mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita ketika masuk ke dalam coffeeshop. Wajah saja ketika orang-orang rela membayar mahal hanya untuk sebuah es kopi. Orang rela membayar mahal bukan hanya untuk sebuah es kopi namun juga untuk fasilitas dan service yang ia terima. Tak jarang orang-orang rela membayar mahal hanya untuk sebuah story di media sosialnya, karena mungkin itu yang mereka cari. 


Kejadian malam ini mengingatkan ku pada scene film "filosofi kopi". Dimana disaat toko sudah beberapa lama dibuka pengunjung tak seramai yang diharapkan. Suatu hari ketika itu masuk segerombolan anak muda sambil membawa earphones. Segerombolan anak muda itu memesan kopi lalu tidak lama kemudian salah satu dari mereka menanyakan password wifi. Ketika mendengar tidak ada wifi di toko tersebut dia langsung berteriak ke teman-temannya kalau disini tidak ada wifinya sambil keluar toko. Mungkin seperti ini perasaan anak-anak itu ketika mendengar tidak ada wifi, kecewa, kesal dan semacamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengetahui Tafsiran Lafaz "Yasin"

Dalam al Quran terdapat beberapa surah yang dianggap memiliki fadhilah yang banyak atau dalam kata lain surah tersebut memiliki keistimewaan fadhilahnya. Namun hal itu bukan berarti menganggap surah tersebut paling istimewa sehingga surah yang lain tidak dianggap istimewa atau di nomorduakan. Karena sesungguhnya semua surah dalam al Quran adalah istimewa bahkan tiap huruf dan ayatnya kita akan mendapat pahala jika kita membacanya.  Surah Yasin adalah surah yang dianggap memiliki fadhilah yang banyak. Pada momen tertentu surah Yasin merupakan surah yang dipilih untuk dibacakan. Contohnya setiap malam jum'at kita membaca surah Yasin atau dihadapan orang yang sedang sakaratul maut kita membaca surah Yasin untuk meringankan proses pencabutan nyawanya.  Tetapi terdapat hal yang menarik dalam ayat pertama yang juga menjadi nama dari surah Yasin.  Ayat pertama yang hanya berbunyi "يس" memiliki beberapa tafsiran dari ulama. Walaupun ayat pertama surah Yasin kebanyakan diterjemahk...

Buzzer: Menjadi Oportunis dan Disintegritas Politik

Belakangan ini muncul sebuah postingan di X dengan username @angewwie yang bernama asli Angellie Nabilla mengaku merasa menyesal telah menjadi buzzer-nya Jokowi, mantan presiden RI yang ke-7. Ternyata hal itu merujuk pada saat Partai Solidaritas Indonesia memperkenalkan istilah Jokowisme yang dianggap memiliki gaya kepemimpinan yang progesif dengan segala kepopuleran Joko Widodo sebagai Presiden waktu itu. Pemilik akun X tersebut yang merupakan lulusan sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia menyebutkan bahwa pada saat itu ia memilih menjadi buzzer karena tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tawaran yang dijanjikan sangat menggiurkan. Namun Angellie yang saat ini mengisi rubrik Chasing Reality dari Malaka Project berujar bahwa dia telah berhenti menjadi buzzer ketika sudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun dengan berbagai alasan apapun menjadi buzzer pemerintahan yang kotor adalah bentuk disintegritas yang nyata di dunia politik. Orang yang sudah terjangkiti dan menyicipi...

Pengantar Epistemologi Ibnu Sina

Hari kemarin sebelum aku tidur, aku niatkan betul-betul untuk segera menyelesaikan resume materi Short Course dari Ikalfu. Karena kadang kalau tidak diniatkan dengan kuat seringkalinya tidak terealisasikan dengan baik. Short Course sendiri adalah program dari Ikalfu (Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin) untuk meningkatkan kemampuan mahsiswa dan sebagai bentuk kontribusi alumni kepada Fakultas yang telah menyediakan tempat bagi alumni-alumninya berproses. Short Course ini dimulai dari pembahasan filosofis tentang persepsi yang dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan selanjutnya. Aku memulainya di waktu subuh hari ini. Subuh-subuh selepas sholat berjamaah di masjid aku bergegas menyalakan laptop dan langsung membuka rekaman video zoom meeting bulan lalu. Hari ini aku memulainya dengan materi tentang Epistemologi Ibnu Sina dengan pembicaranya adalah Dani Ramdani. Dani Ramdani sendiri merupakan alumni Fakultas Ushuluddin prodi Aqidah Filsafat, kemudian dia juga melanjutkan studinya ke jen...